Memiliki asuransi kesehatan yang bisa memproteksi layanan kesehatan yang Anda bisa peroleh sangat dianjurkan jika tidak ingin mendadak kehilangan banyak harta hanya untuk berobat. Asuransi kesehatan terbaik dari PFI bisa menjadi opsi yang tepat untuk menjamin pelayanan kesehatan yang mesti Anda jalani ketika sakit tiba-tiba menyerang.
Wabah epidemi yang disebabkan virus corona belum juga berkesudahan. Jumlah penderita yang terserang virus ini kian hari kian bertambah. Di Indonesia sendiri sampai 15 Mei 2020, sebanyak 16.496 orang tercatat positif Covid-19. Jumlah tersebut diyakini bisa terus bertambah ke depan dikarenakan masih banyak orang yang belum menjalani tes pemeriksaaan corona, seperti rapid test corona maupun polymerase chain reaction (PCR).
Tes untuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi virus corona di dalam tubuh memang menjadi kebutuhan penting saat ini. Apalagi baru-baru ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, sebanyak 43% penderita Covid-19 yang telah terdata merupakan pasien yang berstatus orang tanpa gejala (OTG). Jika umumnya orang yang terinfeksi virus corona memiliki tanda-tanda batuk, bersin, juga demam di atas 38 derajat Celcius, OTG tidak memiliki ciri-ciri tersebut.
Tes masif sebenarnya sudah mulai dilakukan oleh pemerintah kepada orang-orang yang dinilai rentan tertular virus corona. Mereka yang rentan dan dianjurkan mengikuti tes masif secara gratis adalah orang-orang yang masih harus beraktivitas di ruang publik dan memiliki kontak erat dengan penderita; misalnya para penumpang kereta rel listrik, tenaga medis, maupun para pengemudi ojek online. Pemerintah memeriksa mereka yang rentan dengan metode rapid test corona.
Berbicara mengenai tes untuk mengetahui ada tidaknya infeksi virus corona di dalam tubuh, sebenarnya tidak melulu dengan cara rapid test. Banyak tes lain yang bisa Anda pilih untuk mengetahui infeksi virus yang disebut-sebut berasal dari kelelawar ini, seperti dengan metode PCR, juga tes cepat molekuler (TCM).
Dari berbagai metode tes tersebut, metode rapid test vs PCR test menjadi yang paling populer digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya infeksi coronavirus pada tubuh seseorang. Anda pun mungkin sudah tidak asing dengan dua istilah tes corona tersebut. Namun, tahukah Anda mengenai perbedaan dan fakta-fakta dari kedua tes tersebut?
Cara Deteksi Virus
Jangan pernah memilih sesuatu tanpa ada mengetahui terlebih dahulu secara saksama mengenai hal tersebut. Anjuran ini juga berlaku bagi Anda yang ingin melakukan tes untuk deteksi Covid-19. Sebelum memahami perbedaan dari berbagai metode tes yang ada, baiknya ada mengetahui dahulu dasar dari metode yang digunakan.
Terkait rapid test Covid-19. Rapid test menjadi jenis tes yang paling populer saat ini. Pemerintah pun banyak melakukan tes masif dengan menggunakan metode tes ini.
Rapid test secara mudah dapat diartikan sebagai metode skrining untuk mendeteksi antibodi di dalam tubuh untuk melawan virus yang masuk, tidak terkecuali untuk virus corona. Apabila ada antibodi yang tercipta, berarti tubuh seseorang yang menjalani tes tersebut pernah atau sedang terpapar virus corona. Saat ini, pendeteksian antibodi untuk rapid test corona menggunakan sampel dari virus SARS-MERS.
Sementara itu, metode PCR menjadi tes untuk melihat ada tidaknya keberadaan material genetik yang dicurigai masuk ke tubuh seseorang. Tidak hanya untuk virus corona, tes PCR bisa dilakukan untuk melihat ada tidaknya sel, bakteri, maupun virus lainnya.
Material genetik yang dilihat lewat tes ini terkait dengan deoxyribonucleic (DNA) ataupun ribonucleic acid (RNA) dari virus corona. Material genetik tersebut dapat dilihat dari jumlah rantai terkait genetic virus tersebut. Untuk diketahui, virus corona disebut memiliki sekitar 30.000 material yang membentuk DNA dan RNA.
Cara Pemeriksaan Tes
Untuk mendeteksi ada tidaknya infeksi Covid-19 melalui rapid test vs PCR test, cara pemeriksaan masing-masing metode ini berbeda. Cara rapid test lebih ke arah pengambilan sampel darah dari orang yang diperiksa. Di sisi lain, cara tes corona dengan metode PCR lebih ke arah pengambilan cairan dari bagian pernapasan orang yang bersangkutan.
Secara lebih rinci, ketika Anda melakukan pemeriksaan rapid test corona, pemeriksa akan mengambil sampel darah Anda lewat ujung jari. Sampel darah yang diperoleh tersebut kemudian akan diteteskan ke alat rapid test untuk melihat ada tidaknya antibodi dari virus yang tengah dicurigai dalam tubuh Anda.
Lain lagi dengan cara pemeriksaan PCR test untuk Covid-19. Ketika Anda memutuskan menjalani pemeriksaan PCR test, pemeriksa akan mengambil sampel cairan dari bagian nasofaring, orofaring, hingga paru-paru Anda.
Sedikit penjelasan, nasofaring adalah bagian antara hidung dan tenggorokan. Sementara itu, orofaring adalah bagian antara mulut dan tenggorokan. Sampel cairan yang diambil dari nasofaring, orofaring, maupun paru-paru orang yang dites bisa berupa dahak ataupun lendir.
Pengambilan sampel cairan tersebut menggunakan alat swab yang umumnya dimasukkan ke bagian nasofaring. Pemasukan alat tes tersebut hingga pemerolehan sampel cairan tidak memerlukan waktu lama, hanya sekitar 15 menit.
Barulah setelah sampel cairan diperoleh, sampel tersebut akan dibawa ke laboratorium untuk diteliti lebih lanjut terkait keberadaan material genetiknya. Peneliti biasanya akan menggunakan ekstrak asam nukleat untuk melihat ada tidaknya material genetik dari virus corona tersebut.
Durasi Pemerolehan Hasil
Banyak orang membandingkan rapid test vs PCR dengan membandingkan durasi dari waktu pemeriksaan sampai seseorang tersebut mendapatkan hasil dari tes tersebut. Mengenai hal ini, banyak orang lebih memilih rapid test karena dianggap lebih cepat.
Cara rapid test dinilai hanya memerlukan durasi beberapa menit dari pemeriksaan sampai pemerolehan hasil. Sementara itu, tes PCR untuk melihat ada tidaknya infeksi virus corona dalam tubuh diasumsikan membutuhkan waktu hingga berhari-hari.
Faktanya, hasil dari pemeriksaaan menggunakan alat rapid test lebih cepat dibandingkan menjalani pemeriksaan metode PCR. Meski demikian, tidak benar jika pemerolehan hasil tes PCR memerlukan waktu berhari-hari dari waktu pemeriksaan.
Menggunakan metode rapid test, Anda bisa mendapatkan hasilnya hanya sekitar 2-3 menit dari pemeriksaan. Anda akan dikatakan positif corona apabila dalam tubuh ditemukan antibodi virus ini pada sewaktu atau masa lampau. Jika tidak ada, Anda dikatakan dalam status negatif Covid-19.
Sementara itu, hasil dari PCR test atau yang banyak dikenal pula dengan istilah swab test awalnya memang memerlukan waktu lama dari pemeriksaan karena diperlukan penelitian di laboratorium. Saat ini, sudah ada alat PCR test corona yang hasilnya bisa Anda peroleh hanya sekitar 30 menit dari pemeriksaan.
Ketepatan Hasil Tes
Walaupun unggul dari hasil kecepatan hasil, hasil tes dengan metode PCR dinilai lebih valid. Pasalnya, rapid test Covid-19 hanya mampu melihat ada tidaknya antibodi melawan virus dalam sewaktu. Sementara itu, tes menggunakan metode PCR justru bisa melihat langsung ada-tidaknya material genetik dari virus tersebut di dalam tubuh Anda.
Bahkan banyak penelitian menilai mengetes ada tidaknya virus corona baru dalam tubuh seseorang menggunakan metode rapid tidaklah valid. Tingkat akurasi dari tes ini dinilai terlalu rendah. Sampai saat ini sendiri, tingkat keakuratan dari rapid test dinilai hanya mencapai 70%. Artinya, masih ada kemungkinan 30% meleset.
Kondisi ini terjadi karena inkubasi virus corona bisa berada di kisaran 2-14 hari. Ada kemungkinan ketika Anda menjalani rapid test, tubuh belum membentuk antibodi dari infeksi virus tersebut. Padahal sebenarnya, virus corona tersebut sudah ada di dalam tubuh Anda.
Lain hal dengan pemeriksaan tes corona melalui metode PCR. Hal yang dilihat dari tes ini adalah keberadaan virus dalam tubuh melalui molekul genetiknya. Meski virus tersebut belum menginfeksi dan tubuh belum membentuk antibodi, keberadaan virus sudah dapat terlalu melalui jenis tes yang satu ini. Tingkat akurasi dari tes PCR untuk virus corona bahkan diklaim lebih di atas 95%.
Langkah Lanjutan
Umumnya ketika terdeteksi positif Covid-19 melalui berbagai metode tes, Anda diharuskan menjalani langkah lanjutan berdasarkan kondisi gejala yang dialami. Jika gejalanya ringan, Anda cukup mengisolasi diri selama 14 hari untuk kemudian dilakukan pengetesan ulang. Namun, apabila Anda gejala sedang sampai berat yang dialami, Anda terpaksa mesti menjalani perawatan di rumah sakit dengan pendampingan tim medis.
Ada perbedaan terkait langkah lanjutan ketika hasil tes yang diperoleh menunjukkan status negatif melalui metode rapid test vs PCR. Ketika Anda mendapati diri negatif virus corona melalui metode rapid test, Anda belum bisa tenang. Ingatlah hasil tes hanya menunjukkan kondisi antibodi sewaktu, sementara virus corona memiliki masa inkubasi hingga 14 hari.
Itulah alasannya Anda direkomendasikan melakukan tes ulang dalam 7-10 hari kemudian jika hasil tes sebelumnya negatif. Dalam jangka waktu selama itu, tubuh diyakini sudah akan membentuk antibodi jika memang ada infeksi dari virus corona yang Anda alami.
Ketika Anda melakukan PCR test, Anda tidak perlu melakukan tes ulang ketika sudah dinyatakan negatif. Artinya memang, ketika tes dilakukan tidak ada virus corona yang berada dalam tubuh Anda, baik yang baru masuk ataupun yang sudah menginfeksi.
Saat ini pemerintah memang sudah melakukan tes masif dengan metode rapid test dan ada juga yang menggunakan metode PCR test secara gratis. Namun, tes tersebut hanya ditujukan kepada orang-orang yang diwaspadai mudah terpapar virus baru tersebut. Jika Anda tidak termasuk ke kelompok yang rentan terpapar, Anda bisa melakukan rapid test corona maupun PCR corona secara mandiri dan tentunya menggunakan biaya sendiri.
Beda tingkat akurasi dari hasil tes, antara pemeriksaan virus corona dengan metode rapid test vs PCR test juga ada perbedaan dari segi harga pemeriksaan. Secara umum, Anda perlu menggelontorkan uang lebih besar ketika memutuskan untuk melakukan tes virus corona menggunakan metode PCR.
Dengan mengetahui fakta dan perbedaan rapid test vs PCR test, Anda bisa memilih secara lebih tepat mengenai tes apa yang hendak Anda jalani. Tentunya dengan mempertimbangkan keakuratan hasil juga biaya yang mesti Anda keluarkan.
Selain mewaspadai infeksi virus corona, berbagai penyakit kritis lain tidak boleh Anda abaikan. Biaya untuk penanganan berbagai penyakit pun memerlukan nominal yang tidak sedikit.
Sumber:
tirto.id/beda-rapid-test-dan-pcr-test-untuk-deteksi-virus-corona-covid-19-eKCY
alodokter.com/mengenal-tes-pcr-untuk-mendiagnosis-covid-19
health.grid.id/read/352088718/berbagai-metode-test-covid-19-pcr-rapid-test-tcm-apa-perbedaannya?page=all
alodokter.com/cari-tahu-penjelasan-tentang-rapid-test-covid-19-positif-di-sini
alodokter.com/kenali-apa-itu-rapid-test-untuk-virus-corona
covid19.go.id/
katadata.co.id/berita/2020/04/22/bnpb-sebut-43-persen-penderita-covid-19-tanpa-gejala
cnbcindonesia.com/news/20200319140659-4-146143/apa-itu-rapid-test-berapa-biaya-tes-covid-19
cekaja.com/info/daftar-rumah-sakit-yang-menyediakan-tes-swab/